Rabu, 02 Desember 2009

Teliti Membeli Shockbreaker


Shockbreaker merupakan salah satu komponen mobil yang menentukan kenyamanan dalam berkendara. Oleh karena itu sudah selayaknya kita memperhatikan komponen ini agar nyaman dan awet digunakan.

Dalam perawatan, shockbreaker harus sering dibersihkan dari debu atau kotoran yang biasa menempel. Apabila debu dan kotoran tersebut menempel dan menyelinap ke sisi-sisi batang akan mempercepat aus pada seal maupun piston pada. Karena itu, pada beberapa tipe shockbreaker biasanya terdapat karet penutup yang berfungsi mencegah kotoran dan debu masuk. Oleh karena itu, karet perlu diperhatikan agar tidak rusak.Apabila shock breaker sudah harus diganti, perlu diperhatikan kelayakan dan keasliannya.

Shockbreaker yang sama sekali baru, umumnya tidak terdapat titik bekas las. Namun syarat ini tidak mutlak karena ada juga shockbreaker yang dindingnya memiliki titik las, seperti produk Monroe. Titik las di shockbreaker tersebut adalah bawaan dari pabrik.

Shockbreaker lama dihaluskan dengan cara digerinda. Selain itu, untuk mengelabui pembeli, orang menyuntikan oli pada bagian bawah atau dibalik ring penahan seal. Sehingga apabila ring dibuka, baru terlihat kalau shockbreaker pernah disuntik. Pada batang tengah, tidak boleh ada goresan atau irisan tipis. Jika ada, berarti batang tersebut telah berkali-kali naik-turun atau sudah pernah dipakai.

Cek lubang baut pada bawah shock breaker. Apabila sudah pernah digunakan jelas memiliki luka di sekitar lubang bautnya. Untuk menutupinya, lubang tersebut dilapis dengan dempul. Koreklah dempul untuk memastikan keasliannya.

Ulir di batang shockbreaker juga tak boleh luput dari pemeriksaan. Ulir shockbreaker yang dipoles ulang biasanya memiliki ujung drat yang tidak sempurna, karena dibubut ulang.

Setelah itu, periksa kinerja shockbreaker. Tarik dan tekan batang shockbreaker, lalu pastikan jalannya batang tak tersendat. Jika tersendat, pertanda ada udara di dalamnya.

Cek warna batang shockbreaker. Jika tampak kebiruan, itu disebabkan panas akibat gesekan ‘naik-turun’ antara batang dan seal shockbreaker. Sehingga batang tak lagi tampak mengkilat.

Untuk membedakan apakah jenis single atau double action, pegang shockbreaker pada posisi tegak lurus. Setelah itu tarik dan tekan beberapa kali secara perlahan. Kemudian, tekan secara tiba-tiba. Bila terasa ada hambatan atau gerakannya lambat namun tidak tersendat, berarti shockbreaker itu jenis double action. Bila tidak ada tahanan atau bergerak terus, berarti single action.

Cara yang sama dengan yang di atas, bisa dilakukan untuk membedakan shockbreaker berisi oli atau gas. Peganglah shockbreaker tersebut sampai habis (panjang minimum), kemudian lepaskan. Jika shockbreaker tipe gas. Tapi bila tidak, berarti shokebreaker berjenis oli.

0 komentar: